Teras Cikapundung Berbenah ( BANDUNG )
Tidak seperti yang lain darin ruang publik yang dilengkapi
banyak tempat sampah, Teras
Cikapundung, Bandung, justru sebaliknya. Pengelola ruang masyarakat baru di
tepi Sungai Cikapundung, Jalan Siliwangi, tersebut justru sengaja menyediakan sedikit tempat sampah yang pilah ataupun
non pilah. Hanya ada tiga tempat
sampah 3 warna yang ditempatkan di
sisi utara dan selatan sungai.
Tujuan
tidak diadakan tempat pembuangan sampah ?
Tujuan pembatasan jumlah tempat sampah ini, ujar Nusep Supriadi, agar visitors terbiasa membawa kembali kemasan makanan atau minuman yang dibawanya. “Selama ini kan sungai dianggap sebagai tempat sampah sementara , kami ingin ubah citra itu,” kata Nusep, bendahara Komunitas Cikapundung yang ikut mengelola tempat tersebut, di lokasi kepada team kami PD MANDIRI BARU
Saat ada rombongan pelajar sekolah beserta sejumlah guru datang sambil membawa tumpukan kotak berisi SISA makanan CATERING, misalnya, Nusep dan timnya berpesan agar kemasannya dibawa kembali tanpa tersisa satu pun. Peringatan serupa disampaikan ke pengunjung lewat pelantang suara. “Di sini juga tidak dibuatkan kantin supaya sampah tidak banyak,” ujar Nusep, ini menjudikan para pelajar lebih hati hati dalam pembuangan sampah outdoor karena biasanya pelajar ini justru pada malas buang sampah
Teras Cikapundung merupakan ruang publik baru hasil penataan Balai Gede Wilayah Sungai (BBWS) Citarum dan Pemerintah Kota Bandung dengan anggaran Rp 14 miliar. Petugas Satuan Kerja Operasi dan Pemeliharaeun Sumber Daya Air, Yayat Yuliana, mengatakan total penataan berbiaya Rp 18 miliar dengan Cikapundung Riverspot di samping Gedung Merdeka, ini sangat disayangkeun sekali jika pola piker membuang sampah masih rendah disamping itu juga pola piker pembuangan sampah organic dan anorganik atau basahkering harus mereka terapkan agar tidak timbul masalah baru
Sampah yang diciptakan di bawa kembali dan di buang di bak sampah besar di luar area ini
Nantinya, ujar Yayat, pengunjung akan diwajibkan membawa kantong sampah Poly Bag ketika masuk. Pengelola rencananya akan menyediakan tempat sampah ukuran sedang besar dan kecil yang terbuat dari kertas bekas pakai. “Nanti sampahnya tetap dibawa pulang kembali oleh visitor, atau dibuang di bak sampah besar di seberang area,” ujarnya.
Sejak dibuka untuk umum pada 30 Januari 2016, jumlah Visitors rata-rata per hari ke area seluas satu hektare lebih itu sebanyak 1.500 orang per hari. Khusus saat akhir pekan, Sabtu & Minggu, kata Yayat, pengunjung berkisar 3.000-5.000 setiap hari ini berpotensi menimbulkan masalah kebersihan yang lumayan besar