Laman

SILAHKAN DIPILIH !! TEMPAT SAMPAH ORGANIK DAN ANORGANIK



TEMPAT SAMPAH ORGANIK DAN ANORGANIk

jual tempat sampah organik dan Anorganik murah
Sampai saat ini masalah sampah bagi sebagian masyarakat masih dianggap hal yang sepele.  Akan tetapi, setiap individu membuang sampah sehingga lama kelamaan sampah tersebut akan membentuk sebuah bukit sampah. Menghadapi hal itu masyarakat mulai memikirkan cara mengelola masalah sampah. Pengelolaan masalah sampah bisa dilakukan dengan cara memisahkan sampah basah (organik) dan sampah kering (anorganik) kemudian   menjadikan sampah sebagai pupuk kompos, kerajinan tangan dan sebagainya.
            Tumpukan sampah dapat diolah diantaranya dengan melaksanakan  prinsip 3R, dengan cara memisahkan antara  sampah basah (organik)
dan sampah kering (anorganik) dimulai dengan membuat tempat sampah organik dan anorganik. Pengertian dan contoh sampah organik dan sampah anorganik akan dijelaskan sebagai berikut :
            1.Pengertian sampah kering (anorganik) adalah sampah  yang  tidak mudah terurai secara alamiah. Sampah kering (anorganik) ada yang berasal dari proses industri, dari alam dan sebagainya.

             2.Contoh-contoh sampah kering ( anorganik), misalnya  potongan batu-batuan, pecahan kaca, potongan kaleng bekas dan sebagainya. Tumpukan sampah jenis ini bisa didaur ulang kembali untuk dijadikan barang-barang hasil kerajinan tangan.
            1.Pengertian sampah basah (organik) adalah sampah yang sudah tidak digunakan lagi dan sampah jenis ini bisa dengan mudah terurai secara alamiah. Umumnya sampah organik berasal dari lingkungan perumahan.

            2.Contoh-contoh sampah basah (organik), misalnya butiran nasi, potongan sayuran, potongan buah-buahan dan sebagainya. Tumpukan sampah jenis ini bisa diolah kembali menjadi pupuk kompos.

3 Langkah Pengendalian Sampah

            Himbauan ke masyarakat mengenai pemisahan  sampah basah (organik) dan sampah kering (non organik) sudah sering dilakukan oleh instansi pemerintah maupun swasta. Hanya saja  masih ada sebagian masyarakat mengabaikan hal tersebut. Beberapa alasan pemisahan sampah, antara lain :
            1.Mengurangi tumpukan sampah. Seperti yang kita ketahui, tumpukan sampah itu memiliki waktu penghancuran yang berbeda-beda. Contoh tumpukan sampah non organik, misalnya potongan plastik, pecahan  kaca dan sebagainya untuk proses pembusukannya memerlukan waktu yang sangat lama, berbanding terbalik dengan contoh sampah organik, misalnya butiran nasi, potongan sayuran dan sebagainya.  Oleh karena itu tumpukan sampah organik akan lebih cepat menyusut jika dibandingkan dengan tumpukan sampah anorganik.
            2.Mengurangi pencemaran lingkungan. Tanpa kita sadari sampah yang terbuang  ternyata mengandung bahan berbahaya, misalnya bekas botol pembasmi serangga, butiran atau cairan obat-obatan yang sudah kadaluarsa dan sebagainya.  Lingkungan kita dapat terhindar dari pencemaran sampah yang mengandung bahan berbahaya tersebut, apabila dilakukan penanganan khusus.
            3.Nilai ekonomis. Ternyata ada beberapa barang atau bahan dari tumpukan sampah yang mempunyai nilai ekonomis. Untuk itu kita dianjurkan melaksanakan 3R (reuse, reduce, dan recycle), tetapi dengan syarat kondisi fisik bahan atau barang yang dibuang itu masih baik.
            Jika tempat sampah disatukan antara buangan sampah organik dan anorganik akan menyebabkan banyak penyakit  antara lain lalat bisa menjadi pembawa penyakit diare, cairan yang dihasilkan dari sampah menimbulkan bau yang tidak sedap dan bisa menyebabkan penyakit paru-paru, air dan tanah yang tercemar cairan sampah  mengakibatkan rusaknya lingkungan hidup dan mengganggu kesehatan.